Bunga Majemuk: Pengertian, Rumus, Kelebihan, Kekurangan, Contoh Soal

Bunga majemuk merupakan istilah yang sudah tidak asing lagi di dunia perbankan. Pada aktivitas investasi misalnya, bunga majemuk adalah salah satu jenis bunga keuntungan yang paling banyak dipilih karena dianggap dapat memberikan keuntungan yang berlipat ganda dibandingkan sistem bunga tunggal.

Pengertian Bunga Majemuk

Bunga majemuk adalah besaran bunga yang dihitung berdasarkan modal atau pokok awalnya yang di dalamnya mencakup seluruh bunga akumulasi dari pinjaman atau deposito di periode yang sebelumnya. Oleh karena itu, besar bunga majemuk di setiap periode tidak akan sama.

Setiap akhir periode pembayaran bunga majemuk, maka hasil dari perolehan tambahan tersebut akan secara otomatis digunakan sebagai besaran untuk menetapkan nilai bunga di periode selanjutnya. Sehingga besar bunga majemuk tersebut dihitung sesuai dengan saldo akhir dari transaksi pembungaan.

Konsep bunga majemuk lumrah diterapkan pada kegiatan perbankan dan juga investasi. Model bunga satu ini banyak dipilih karena dianggap dapat menguntungkan penerima apabila durasi transaksi yang terjadi semakin panjang.

Hanya saja, terdapat perbedaan kegunaan bunga majemuk ketika seseorang menerapkan konsep bunga ini pada kegiatan perbankan khusus produk pinjaman dengan bunga majemuk untuk kegiatan investasi.

Perbedaan Kegunaan Bunga Majemuk Pada Produk Pinjaman dan Investasi

  1. Kegunaan Bunga Majemuk untuk Produk Pinjaman Perbankan

Meski tidak semua perbankan, namun beberapa lembaga perbankan menerapkan sistem bunga majemuk untuk produk pinjamannya kepada konsumen. Produk pinjaman perbankan yang menggunakan bunga majemuk adalah jenis pinjaman konsumen seperti kredit kendaraan, kredit rumah, dan sebagainya.

Umumnya, bunga majemuk yang diterapkan memiliki nilai yang tinggi sehingga membebankan cicilan angsuran riba yang cukup besar kepada peminjamnya terutama di periode awal angsuran. Namun, besarnya angsuran akan menurun secara perlahan seiring dengan semakin berkurangnya pokok pinjaman.

Hal ini dikarenakan sistem bunga majemuk menghitung besarnya bunga angsuran berdasarkan sisa pokok pinjaman.

  1. Kegunaan Bunga Majemuk untuk Produk Investasi

Berbeda dengan sistem bunga majemuk yang cenderung memberatkan konsumen pada produk pinjaman perbankan, bunga majemuk yang diterapkan untuk produk investasi relative menguntungkan pihak investor.

Sistem bunga majemuk dalam pembagian keuntungan di antara para investor akan secara perlahan memberikan pembagian keuntungan yang lebih besar ketika investor tersebut lebih lama menanamkan modalnya.

Penambahan keuntungan tersebut mengikuti nilai hasil kembalian investasi. Mengingat penambahan keuntungan yang secara perlahan lebih besar ketika di akhir waktu, maka umumnya perencana keuangan akan menyarankan investor untuk menanamkan modalnya dalam jangka waktu paling panjang.

Rumus Menghitung Bunga Majemuk

Rumus dasar perhitungan bunga majemuk:

Mn = Mo (1 + i)n

Rumus untuk menghitung besaran bunga kumulatif yang diperoleh:

Besar bunga kumulatif

= Mn – Mo

= Mo (1 + i)n  – Mo

= [(1 + i)n – 1] Mo

Sementara untuk menghitung besaran bunga pada periode tertentu menggunakan rumus di bawah ini:

Mn – Mn – 1 = Mo (1 + i)n  – Mo (1 + i)n – 1

Mn – Mn – 1 = [ (1 + i)n  – (1 + i)n – 1] Mo

Diketahui:

Mn = tabungan setelah selama n periode
Mn – 1 = tabungan setelah selama n – 1 periode
Mo = Modal awal
i = Persentase besaran bunga
n = Periode menyimpan uang

Kelebihan dan Kekurangan Bunga Majemuk

Kelebihan

  • Menurunkan risiko inflasi serta daya beli di masyarakat
  • Menghapus obligasi atau surat hutang yang dibayar dari keuntungan investasi
  • Menarik lebih banyak investasi

Kekurangan

  • Laju inflasi mempengaruhi nilai investasi
  • Penurunan pendapatan dari investasi

Contoh Soal

  • Soal 1

Bu Anita menabung di lembaga perbankan dengan jumlah sebesar Rp 2.000.000 dengan besaran bunga majemuk 3% setiap triwulan. Tentukan berapa saldo tabungan Bu Anita setelah menabung selama 3 tahun.

Pembahasan

Diketahui:

Mo = Rp 1.000.000
i = 3% = 0,03 setiap triwulan
1 triwulan = 3 bulan maka 1 tahun = 4 triwulan
Lama menabung 3 tahun = 3 x 4 triwulan = 12 triwulan
n = 12

Jawab:

Untuk menghitung saldo tabungan Bu Anita setelah 3 tahun atau setelah 12 triwulan menggunakan rumus di bawah ini:

Mn = Mo (1 + i)n

M12 = 1.000.000 (1 + 0,03)12

M12 = 1.000.000 (1,03)12

M12 = 1.000.000 x 1,425761

M12 = 1.425.761

  • Soal 2

Seorang investor menginvestasikan uangnya sebesar Rp 30.000.000 ke suatu bisnis dengan besaran bunga keuntungan 10% setiap tahun. Tentukan berapakah modal akhir pada tahun kelima apabila menggunakan sistem bunga majemuk.

Pembahasan

Diketahui:

Mo = Rp 30.000.000
i = 10% = 0,1 setiap tahun
Lama investasi 5 tahun maka
n = 5

Jawab:

Mn = Mo (1 + i)n

Mn = Rp 30.000.000 (1 + 0,1) 5

Mn = Rp 30.000.000 (1,1) 5

Mn = Rp 30.000.000 x 1,61051

Mn = Rp 48.315.300

  • Soal 3

Pak Nandi mendepositokan dananya di lembaga perbankan sebanyak Rp 15.000.000 selama 20 tahun dengan besar suku bunga majemuk 8% setiap tahunnya. Tentukan berapa besar bunga yang diperoleh Pak Nandi di tahun ke 20?

Pembahasan

Diketahui:

Mo = Rp 15.000.000
i = 8% = 0,08 setiap tahun
Lama deposito 20 tahun maka
n = 20

Jawab:

Untuk menghitung besar bunga yang didapatkan pada tahun ke 20 menggunakan rumus di bawah ini:

Bunga di tahun ke 20

i (20) = Mn – Mn – 1

i (20) = [ (1 + i)n  – (1 + i)n – 1] Mo

i (20) = [ (1 + 0,08)20  – (1 + 0,08)20 – 1] Rp 15.000.000

i (20) = [ (1,08)20  – (1,08)19] Rp 15.000.000

i (20) = [ 4,660957  – 4,315701] Rp 15.000.000

i (20) = [ 0,345256] Rp 15.000.000

i (20) = Rp 5.178.841,3

Sehingga besar bunga yang didapat pada tahun ke-20 adalah Rp 5.178.841,3

  • Soal 4

Bu Diana mendepositokan uangnya di salah satu Bank dengan besar dana Rp 100.000.000 dalam kurun waktu 10 tahun. Suku bunga majemuk yang berlaku di Bank tersebut adalah 6% per tahunnya. Tentukan berapa banyak bunga yang didapatkan oleh Bu Diana setelah menabung selama 10 tahun?

Pembahasan

Diketahui:

Mo = Rp 15.000.000
i = 8% = 0,08 setiap tahun
Lama deposito 20 tahun maka
n = 20

Jawab:

Untuk menghitung total bunga yang didapatkan hingga tahun ke 20 menggunakan rumus di bawah ini:

Total bunga = Mn – Mo

Total bunga = Mo (1 + i)n  – Mo

Total bunga = [(1 + i)n – 1] Mo

Total bunga = [(1 + 0,08)20  – 1] Rp 15.000.000

Total bunga = [(1,08)20  – 1] Rp 15.000.000

Total bunga = [4,660957 – 1] Rp 15.000.000

Total bunga = [3,660957] Rp 15.000.000

Total bunga = Rp 54.914.355

Bunga majemuk adalah salah satu jenis bunga yang berlaku di dunia perbankan dan diberlakukan oleh pemberi pinjaman terhadap peminjamnya. Besaran bunga majemuk tidak selalu sama di setiap periode karena dihitung menggunakan modal awal serta akumulasi bunga dari periode yang sebelumnya.

Kembali ke Materi Ekonomi