Keuangan dari perusahaan pasti berhubungan dengan seluruh kegiatan pengadaan modal. Salah satu konsep terpenting yang harus dipelajari semua analisis keuangan perusahaan adalah menilai beberapa investasi dan proyek operasional.
Hal ini dilakukan agar dapat menentukan proyek atau investasi tersebut menguntungkan atau tidak. Salah satu cara dari analisis keuangan perusahaan guna memperoleh hasil investasi yang menarik adalah dengan payback period atau periode pengembalian.
Pengertian Payback Period
Periode Pengembalian Modal atau Payback Period merupakan panjangnya waktu yang diperlukan agar modal yang telah dikeluarkan untuk penanaman modal dapat kembali lagi kepada investor.
Para Investor atau pun Pengusaha memang sangat sering menggunakan Payback Period yang dijadikan sebagai penentu arah kebijakan dalam hal penanaman modal.
Dengan mengetahui payback period, Anda dapat membuat keputusan jadi atau tidak untuk menanam modal ke suatu sektor guna dievaluasi kelayakannya.
Sektor dengan payback period ini terbilang lama dan kurang menarik untuk sebagian besar investor.
Unit yang biasanya digunakan untuk menyatakan payback period yakni tahun. Payback period bisa dihitung untuk menjumlahkan arus kas bersih dari arus kas negatif awal.
Dari arus negatif ini bisa menjadi angka positif. Tahun payback period yang akan dicari ditandai dengan adanya angka arus kas positif.
Rumus Payback Period
Adanya pengembalian aliran kas per tahun jumlahnya tak sama.
Payback Period = n + (a – b) : (c – b) x 1 Tahun
n : Tahun terakhir jumlah arus kas belum dapat menutupi modal investasi awal.
a : Besar investasi awal.
b : Akumulasi arus kas pada tahun ke – n
c : Akumulasi arus kas pada tahun ke n + 1
Pengembalian aliran kas per tahun jumlahnya sama.
Payback Period = (investasi awal) : (arus kas) x 1 tahun
Hasil dari rumus yang ada di atas akan menghadirkan kebijakan terkait investasi. Jika suatu payback period yang dihasilkan lebih cepat, maka investasi dinilai sangat layak untuk dikerjakan.
Namun, apabila payback period yang dihasilkan lebih lama, maka investasi dinilai tak akan layak untuk dikerjakan.
Selain itu, hasil dari rumusan yang ada di atas akan mempermudah investor dalam memilih satu dari beberapa pertimbangan investasi. Investasi yang nantinya dipilih tentunya akan menghasilkan pengembalian lebih cepat.
Kelebihan Payback Period
Dibawah ini ada beberapa kelebihan dari payback period, yakni:
Payback period sangatlah mudah dihitung. Karena payback period dapat menjadi ukuran risiko yang berhubungan dengan suatu proyek.
Investor dan pemilik bisnis masih tergantung pada payback period, karena metode ini bisa memberikan prediksi terkait kecepatan di arus masuk kas.
Perusahaan tersebut akan menghadapi masalah likuiditas, dengan payback period dapat memberikan peringkat proyek yang baik dan mengembalikan uang lebih awal.
Kekurangan Payback Period
Dibawah ini ada beberapa kekurangan dari payback period, yakni:
Periode pengembalian tak mudah diperhitungkan dengan nilai waktu uang yang menjadi kelemahan serius, sebab bisa menyebabkan keputusan yang salah.
Variasi dari metode pengembalian ini dapat dicoba guna mengatasi kekurangannya yang dikenal dengan metode periode pengembalian diskon.
Payback period tak dapat memperhitungkan arus kas yang terjadi sesudah periode pengembalian. Hal ini berarti menyatakan bahwa proyek yang mempunyai arus kas masuk sangat baik, namun di luar periode pengembaliannya bisa diabaikan.
Contoh Soal Payback Period
Apabila suatu arus kas masuk dari proyek genap, maka periode pengembalian bisa dihitung dengan mengambil biaya investasi awal dibagi dengan arus kas masuk tahunan.
- Soal 1
Sebuah perusahaan Berencana untuk dapat melakukan investasi atau penanaman modal dengan cara pembelian mesin produksi. Supaya bisa berjalan dengan lancar, perusahaan B menanam modal awal sekitar 30.000.000.
Sedangkan, untuk arus kas yang diharapkan yakni 5.000.000 setiap tahunnya. Maksimum Payback period yang diinginkan perusahaan sekitar 10 tahun.
Penyelesaian:
Pertama, 30.000.000 atau biaya awal dibagi dengan 5.000.000 atau arus kas tahunan = 6
Oleh karena itu, payback period untuk proyek ini sekitar 6 tahun.
Penjelasan:
Jika dilihat dari payback period yang jatuh pada angka 6 tahun, maka angka tersebut lebih kecil dari jumlah maksimum pembayaran yang diinginkan manajemen, yaitu 10 tahun. Dengan demikian, maka investasi yang akan dilakukan harus bisa dilanjutkan.
Periode Pengembalian dikurang arus kas masuk yang tidak merata. Ini dilakukan jika arus kas masuk dari proyek yang tidak merata, oleh karena itu Anda perlu menghitung arus kas masuk kumulatif, dan menggunakan rumus dibawah ini:
Payback period = A + (B / C)
Diketahui :
A = Tahun lalu dengan arus kas kumulatif negatif
B = Nilai absolut dari arus kas masuk kumulatif pada akhir Tahun A (tahun terakhir dengan arus kas kumulatif negatif)
C = Total arus kas selama tahun setelah Tahun A
- Soal 2
Perusahaan B ingin sekali berinvestasi dalam proyek baru dan manajemen periode pengembalian maksimum yang diinginkan sekitar 3 tahun. Proyek ini sangat memerlukan investasi awal sebesar 550 000.000 dan diharapkan bisa menghasilkan arus kas masuk dibawah ini:
Diketahui:
Tahun 1 = 75 000.000
Tahun 2 = 140 000.000
Tahun 3 = 200 000.000
Tahun 4 = 110 000.000
Tahun 5 = 60 000.000
Jawab:
Tahun 0 = – 550 000.000
Tahun 1 = 75 000.000 (- 550 000.000 + 75 000.000 = – 475 000.000
Tahun 2 = 140 000.000 (- 475 000.000 + 140 000.000 = – 335 000.000
Tahun 3 = 250 000.000 (- 335 000.000 + 250 000.000 = – 85 000.000
Tahun 4 = 120 000.000 (- 85 000.000 + 120 000.000 = 35 000.000
Tahun 5 = 60 000.000 (35 000.000 + 60.000.000 = 95 000.000)
Payback Period = A + (B : C)
Payback Period= Tahun 3 + (85 000.000 : 120 000.000) = 3,7
Sehingga payback period yang didapatkan untuk proyek ini sekitar 3,7 tahun.
Lamanya waktu yang dibutuhkan untuk periode pengembalian investasi adalah sesuatu yang perlu dipertimbangkan sebelum memulai suatu proyek.
Jika payback period semakin lama, maka uang yang diharapkan tak kunjung datang. Hal ini sangat berpengaruh terhadap aliran kas hingga proyek impas, atau mulai menghasilkan untung.
Dengan begini, diharapkan Anda dapat memilih proyek investasi yang tepat untuk dilakukan oleh perusahaan. Sehingga, perusahaan akan memperoleh keuntungan dan pengembalian modal yang maksimal.
Namun, apabila perusahaan Anda tak siap untuk menanamkan modalnya terhadap perusahaan lain, maka bisa menggunakan dana tersebut untuk berinvestasi pada software akuntansi.
Software ini akan memudahkan para akuntan di perusahaan Anda untuk menyelesaikan tugasnya.