BEP (Break Even Point): Pengertian, Rumus, Faktor Pendukung, Elemen & Contoh Soal

BEP atau Break Even Point merupakan titik keseimbangan hasil yang diperoleh dari modal dan pendapatan yang dikeluarkan. Dalam kegiatan analisa keuangan perusahaan, titik BEP juga biasa dikenal sebagai titik impas. Mengetahui kapan BEP terjadi sangat penting karena mempengaruhi kebijakan bisnis.

Pengertian Break Even Point (BEP)

Break Even Point atau BEP adalah titik keseimbangan hasil dari modal yang sudah dikeluarkan dengan pendapatan yang diperoleh. Pada titik BEP tidak terjadi keuntungan dan kerugian. Break Even Point biasa digunakan sebagai indikator para pemodal untuk menginvestasikan dana modalnya ke suatu perusahaan.

Sayangnya, banyak orang yang masih salah memahami Break Even Point sebagai titik saat balik modal. Bagi mereka yang bergerak di bidang ekonomi termasuk pengusaha, harus memahami bahwa BEP berbeda dengan balik modal.

Balik modal dalam ilmu akuntansi disebut sebagai Return of Investment atau ROI. ROI adalah saat dimana modal yang sudah dikeluarkan untuk menjalankan usaha kemudian memberi keuntungan dalam kurun waktu periode tertentu.

Break Even Point disebut sebagai titik 0 karena pada posisi ini total pendapatan yang diperoleh perusahaan sama besarnya dengan kebutuhan operasional perusahaan meliputi biaya tetap (fixed cost) dan biaya variabel (variable cost).

Analis keuangan perusahaan akan menghitung berapakah minimum jumlah penjualan yang harus dicapai perusahaan sehingga pendapatan dapat menutupi seluruh biaya operasional. Laba bersih yang diperoleh dari volume penjualan akan menutupi biaya yang dikeluarkan dalam proses produksi.

Bisa jadi perusahaan tidak mencapai Break Even Point karena mengalami kerugian. Kerugian yang dialami perusahaan terjadi apabila volume penjualan atau pendapatannya hanya cukup untuk membiayai biaya variabel serta sebagian dari biaya tetap.

Elemen Penyusun BEP

  1. Biaya Tetap atau Fixed Cost

Elemen penyusun Break Even Point yang pertama adalah biaya tetap atau fixed cost. Biaya tetap merupakan biaya pokok yang harus selalu dikeluarkan oleh pihak perusahaan meskipun perusahaan tidak sedang memproduksi barang.

Komponen yang masuk ke dalam biaya tetap seperti biaya sewa gedung, biaya perawatan mesin operasional, biaya perawatan kendaraan dan sebagainya.

  1. Biaya Variabel atau Variable Cost

Biaya variabel adalah kebalikan dari biaya tetap. Variable cost atau biaya variabel jumlahnya mengikuti total produksi yang sedang dijalankan pihak perusahaan. Apabila perusahaan sedang memproduksi banyak barang, maka biaya variabel juga akan meningkat.

Komponen yang termasuk biaya variabel adalah biaya gaji karyawan, biaya bahan baku, biaya perlengkapan sekali pakai dan lain sebagainya.

  1. Biaya Campuran atau Mixed Cost

Biaya campuran atau mixed cost merupakan gabungan biaya tetap dan juga biaya variabel. Biaya campuran harus tetap dibayarkan meskipun perusahaan tidak sedang melakukan aktivitas produksi. Hanya saja, biaya campuran ini juga akan meningkat besarannya saat perusahaan melakukan produksi.

Komponen yang termasuk biaya campuran seperti tagihan air, tagihan lisrik, biaya bahan bakar kendaraan dan sebagainya.

  1. Harga Pokok Penjualan

Harga Pokok Penjualan atau HPP akan bisa ditetapkan oleh perusahaan ketika seluruh biaya sudah dijumlahkan. Selanjutnya perusahaan dapat menghitung berapa biaya per satuan barang. HPP adalah harga murni yang besarnya sama dengan Break Even Point, yakni tidak ada laba sama sekali dalam HPP.

  1. Margin Keuntungan atau Laba

Setelah pihak produsen mengetahui berapakah HPP, langkah berikutnya adalah perusahaan menetapkan berapakah margin laba yang diinginkan. Margin laba harus ditambahkan pada setiap harga barang setelah nilai BEP dihitung. Margin laba bersifat bebas, yakni perusahaan bebas menetapkan margin berapapun.

Faktor Pendukung Break Even Point (BEP) Bisnis

Nilai BEP bukanlah nilai yang bersifat tetap. Perusahaan harus secara rutin menghitung BEP untuk mengetahui target minimal produk terjual sehingga biaya produksi dapat ditutupi. Berikut faktor yang mempengaruhi BEP:

  1. Penjualan yang Meningkat

Penjualan yang meningkat ke konsumen akan menaikkan jumlah permintaan. Sehingga perusahaan dituntut memproduksi barang lebih banyak sehingga dapat memenuhi tambahan permintaan konsumen. Kondisi ini menuntut perusahaan untuk menaikkan BEP sehingga dapat menutupi biaya tambahan.

  1. Biaya Produksi Meningkat

Kondisi pasar sangat dinamis yang menyebabkan biaya variabel atau biaya produksi meningkat dengan permintaan produk stabil. Hal ini menyebabkan BEP naik untuk menambal kenaikan biaya produksi.

  1. Perawatan Peralatan

Peralatan produksi harus dirawat bahkan diperbaiki rutin. Kondisi ini akan menaikkan BEP.

Rumus Menghitung BEP

Break Even Point atau BEP dapat dihitung menggunakan beberapa metode, yakni metode perhitungan BEP per biaya, BEP per unit dan BEP per penjualan.

  1. Metode Hitung BEP Per Biaya

Nilai BEP bisa dihitung dengan metode perhitungan BEP per biaya. Untuk memperoleh nilai BEP dengan cara menghitung biaya pokok yang dikurangi margin keuntungan atau harga jual barang di pasaran. Metode hitung BEP per biaya terbilang yang paling populer digunakan karena lebih mudah rumusnya.

BEP Per Biaya = (Total Biaya Tetap + Total Biaya Variabel) / Total Unit

  1. Metode Hitung BEP Per Unit

BEP juga bisa dihitung per unit barang yang dijual dengan cara menghitung nominal biaya tetap yang dibagi dengan harga per unit barangnya kemudian dikurangi biaya variabel atau modal produksi.

Metode BEP satu ini dapat membantu pihak perusahaan dalam mengetahui berapa besar kontribusi produk per unitnya untuk mencapai keuntungan setiap terjualnya produk. Berikut rumus menghitung BEP per unit:

BEP Per Unit = Biaya Tetap : (Harga setiap unit – biaya variabel per unit)

  1. Metode Hitung BEP Per Penjualan

BEP dapat dihitung berdasarkan nilai penjualan. Nilai penjualan dihitung dengan cara membagi biaya tetap dengan selisih harga jual dikurangi total biaya variabel dibagi harga total. Berikut rumusnya:

BEP per penjualan = Biaya Tetap : [1 – (Total biaya variabel : Harga Total)]

BEP adalah titik 0 dimana perusahaan memperoleh pendapatan dari volume penjualan dengan total nilai yang sama besarnya dengan biaya yang dibutuhkan selama menjalankan proses produksi. Pada titik BEP, perusahaan tidak mengalami keuntungan dan kerugian. Rumus untuk menghitung BEP sebagai berikut:

Contoh Soal

Operasional PT Sejahtera Maju mengeluarkan biaya tetap (fixed cost) sebesar Rp 250.000.000 pada bulan Agustus 2021 dan berhasil memproduksi sebanyak 100.000 produk. Biaya variabel per unitnya sebesar Rp 50.000 serta harga per unit produknya sebanyak Rp 150.000. Tentukan BEP per unitnya?

Pembahasan

Jawab:

BEP per unit = Biaya Tetap : (Harga setiap unit – biaya variabel per unit)

BEP per unit = Rp 250.000.000 : (Rp 150.000 – Rp 50.000)

BEP per unit = Rp 250.000.000 : (Rp 100.000)

BEP per unit = Rp 2500

Sehingga BEP per unit pada bulan Agustus 2021 PT Sejahtera Maju sebesar Rp 2500

Metode Break Even Point atau BEP juga digunakan dalam menghitung saham. Memahami kapan titik BEP terjadi sangat penting bagi para investor karena menentukan kapan akan membeli saham (call) atau menjual saham (put).

Kembali ke Materi Ekonomi