Sistem Pembayaran: Pengertian, Komponen, Peran, Prinsip & Sistem Pembayaran di Indonesia

Pengertian Sistem Pembayaran

Menurut Wikipedia, Sistem berasal dari bahasa Latin (systema) dan bahasa Yunani (sustema) yaitu suatu kesatuan yang terdiri atas komponen atau elemen yang dihubungkan bersama untuk memudahkan aliran informasi, materi atau energi untuk mencapai suatu tujuan.

Sistem juga bisa diartikan kesatuan bagian-bagian yang saling berhubungan yang berbeda yang memiliki sistem penggerak. Sedangkan sistem pembayaran sendiri memiliki arti sistem yang mencangkup seperangkat aturan, lembaga dan mekanisme yang digunakan untuk melaksanakan pemindahan dana guna memenuhi suatu kewajiban yang timbul dari suatu kegiatan ekonomi.

Pada zaman dahulu, alat pembayaran sendiri dilakukan dengan cara pertukaran barang (barter). Seiring dengan perkembangan zaman, sistem pembayaran semakin berevolusi dari waktu ke waktu. Sistem pembayaran secara garis besar muncul bersamaan dengan ditetapkannya uang sebagai media pertukaran (medium of change) dalam transaksi barang.

Evolusi Sistem Pembayaran

Masyarakat lebih mengenal sistem pembayaran menjadi dua yaitu pembayaran tunai dan pembayaran non tunai. Secara garis besar sistem pembayaran ini dibedakan berdasarkan alat dan proses yang digunakan.

Dalam sistem pembayaran tunai, alat yang digunakan berupa uang kartal ( uang kertas dan uang logam). Sedangkan dalam sistem pembayaran non tunai alat yang digunakan berupa kartu, cek, bilyet giro, nota debit, ataupun  uang elektronik. Sistem pembayaran nontunai ini mencakup 2 jenis transaksi yaitu transaksi nilai besar (wholesale) dan transaksi ritel.

Transaksi nilai besar memiliki ciri-ciri penting dan mendesak dengan nilai ticket size lebih dari 1M seperti transaksi antar bank atau transaksi pada pasar keuangan. Sedangkan transaksi ritel memiliki ciri-ciri nilai ticket size kurang dari 1M dengan pelaku transaksi antar individu saja.

Komponen Sistem Pembayaran

Seperti yang sudah dijelaskan di atas, suatu sistem memiliki komponen-komponen untuk mencapai tujuan tertentu. Dalam sistem pembayaran sendiri memiliki beberapa komponen yaitu Regulator, Penyelenggara, Infrastruktur, Instrumen, dan Pengguna.

  • Regulator memiliki kewenangan untuk mengatur sistemnya sendiri. Seperti aturan main yang dipakai, ketentuan dan kebijakan yang mengikat seluruh komponen sistem pembayaran. Semua ini diatur langsung oleh Regulator.
  • Penyelenggara merupakan lembaga yang memastikan bahwa pengguna telah menyelesaikan akhir dari seluruh transaksi.
  • Infrastruktur yaitu sarana fisik yang mendukung operasional dan keberlangsungan sistem pembayaran. Infrastruktur memiliki arti yang cukup penting dalam sistem pembayaran, karena tanpa adanya infrastruktur, sistem pembayaran tidak akan berjalan dengan lancar.
  • Instrumen merupakan alat pembayaran baik tunai ataupun non-tunai yang sudah disepakati antara kedua belah pihak dalam melakukan transaksi.
  • Pengguna adalah pihak yang memanfaatkan sistem pembayaran.

Peran Sistem Pembayaran

Sistem pembayaran memiliki peran penting dalam perekonomian, Menurut buku Kebijakan Sistem Pembayaran di Indonesia (2003) karya Sri Mulyani Tri Subari dan Ascarya, sistem pembayaran memiliki tiga peran terhadap perekonomian, yaitu:

  1. Sebagai elemen penting dalam infrastruktur keuangan suatu perekonomian untuk mendukung stabilitas keuangan. Karena tanpa adanya sistem pembayaran stabilitas keuangan negara akan terhambat.
  2. Sebagai saluran penting dalam pengendalian ekonomi yang efektif, terlebih melalui saluran kebijakan moneter.
  3. Sebagai alat untuk mendukung efisiensi ekonomi.

Prinsip Sistem Pembayaran

Di Indonesia yang memiliki kewenangan dalam mengatur dan menjaga kelangsungan sistem pembayaran adalah Bank Indonesia. Dalam menjalankan kewenangannya, Bank Indonesia berpedoman pada 4 prinsip, yaitu keamanan, efisiensi, kesetaraan akses dan perlindungan konsumen. Berikut penjelasannya:

  1. Prinsip keamanan berarti setiap penyelenggara sistem pembayaran dapat mengelola dan memitigasi dengan baik terkait resiko likuiditas, risiko kredit ataupun risiko fraud.
  2. Prinsip efisiensi lebih berpusat pada penyelenggaraan sistem pembayaran dapat mencangkup semua akses dan dapat digunakan keseluruhan penyelenggara sehingga masyarakat tidak banyak menanggung  biaya karena meningkatnya skala ekonomi.
  3. Prinsip kesetaraan akses memiliki arti bahwa Bank Indonesia tidak menghendaki adanya praktek monopoli sehingga pemain lain memiliki akses untuk masuk.
  4. Prinsip perlindungan konsumen merupakan kewajiban bagi semua penyelenggara sistem pembayaran agar memperhatikan nilai-nilai perlindungan konsumen. Sehingga ketika sistem pembayaran dilakukan tidak akan ada pihak yang dirugikan.

Sistem Pembayaran Di Indonesia

Secara garis besar, sistem pembayaran memang dibedakan menjadi sistem pembayaran tunai dan non tunai. Tetapi untuk jenis-jenis pembayaran sendiri ada banyak macamnya. Berikut merupakan sistem pembayaran yang lebih disukai oleh masyarakat Indonesia.

  1. Melalui transfer Bank

Jenis pembayaran ini biasanya digunakan oleh pelaku usaha online atau penjual yang tidak bertemu langsung dengan pembeli saat terjadi transaksi jual beli. Transfer Bank memang menghemat waktu bagi para pelaku usaha. Tapi transfer Bank memiliki resiko penipuan yang cukup tinggi.

  1. Cash on Delivery (COD)

Dalam menggunakan jenis pembayaran ini, akan semakin minim resiko penipuan. Selain menjamin keamanan saat bertransaksi, metode COD ini juga menjadikan pembeli lebih leluasa dalam melihat kualitas produk yang dibeli. Apabila barang tidak sesuai, maka pembeli bisa menolak transaksi jual beli.

  1. Kartu Kredit

Penggunaan Kartu kredit di Indonesia sendiri semakin meningkat setiap tahunnya. Selain lebih efektif, penggunaan kartu kredit ini juga dapat digunakan untuk transaksi bernilai besar. Kartu kredit juga memiliki kelebihan program cicilan 0% ataupun promo eksklusif lainnya yang ditawarkan oleh penerbit kartu kredit kepada pengguna kartu kredit tersebut.

  1. Kartu Debit

Pembayaran menggunakan Kartu Debit atau ATM memang mengalami penurunan minat bagi para pelaku sistem pembayaran. Pasalnya, saat ini terdapat banyak pembayaran dengan uang elektronik yang lebih diminati. Pembayaran menggunakan Kartu Debit sendiri masih cukup populer pada masyarakat dewasa. Untuk pembayaran melalui uang elektronik sendiri banyak digemari oleh kaum milenial bersamaan dengan kemajuan teknologi yang berjalan.

Dengan banyaknya jenis pembayaran yang ada, maka para pelaku usaha harus bisa menyesuaikan dengan menyesuaikan dengan kebutuhan pelanggan. Selain menyesuaikan, juga memudahkan para pembeli sehingga bisa menarik minat pelanggan.

Kembali ke Materi Ekonomi