Filum Mollusca: Ciri-ciri, Pengelompokan & Contoh

Pernahkah kalian melihat keong? Atau karakter ‘Garry’ yang ada di kartun Spongebob? Ya betul, salah satu hewan tersebut termasuk ke dalam Filum Mollusca.

Sesuai dengan arti dalam bahasa Latin, molluscus yang berarti lunak, kelompok Filum Mollusca ini terdiri dari hewan-hewan dengan tubuh lunak tanpa rangka.

Mollusca juga dikelompokkan lagi menjadi beberapa kelas.

Nah, agar lebih paham lagi, simak penjelasannya di bawah:

Ciri-ciri Filum Mollusca

Bentuk tubuh Mollusca yaitu simetri bilateral, dibungkus oleh cangkang yang mengandung kapur dari sekretnya sendiri. Hidup tersebar luas di daerah daratan, perairan tawar dan laut.

Tubuhnya dilindungi oleh mantel yaitu sebagai pembatas antara cangkang dengan tubuhnya yang di dalam. Hewan ini memiliki cangkang dan ada juga yang tidak memiliki cangkang.

Hewan Mollusca memiliki sistem reproduksi, sistem pernapasan dan sistem ekskresi yang kompleks. Selain itu, mempunyai sistem sirkulasi terbuka berupa jantung yang terdiri atas sejumlah ruangan.

Pengelompokkan Filum Mollusca

Mollusca dibagi menjadi tujuh kelas, yakni Aplacophora, Cephalopoda, Gastropoda, Monoplacophora, Pelecypoda, Polyplacophora dan Scaphopoda. Berikut penjelasannya:

  1. Aplacophora

Kelas Aplacophora memiliki bentuk tubuh mirip dengan cacing, tidak memiliki cangkang, serta hanya dilindungi oleh mantel yang berstruktur liat.

  1. Cephalopoda

Hewan cephalopoda atau hewan yang mempunyai kaki di bagian kepala. Hewan ini mempunyai struktur kepala yang jelas, memiliki mata berukuran besar yang sudah mengalami perkembangan dengan baik seperti pada hewan vertebrata.

Kelas ini mempunyai tentakel di kepalanya ada sebanyak 8 buah – 10 buah, yang berguna untuk menangkap dan mencari mangsa dan bisa juga untuk melakukan pembelahan diri.

Seluruh anggota kelas cephalopoda tidak memiliki cangkang, mempunyai kelenjar yang mengandung tinta dapat menghasilkan cairan tinta yang digunakan untuk mengelabuhi musuh dan yang memangsanya.

Selain itu, Cephalopoda juga berjenis kelamin terpisah atau diesis, tidak ada fase larva. Hewan kelas ini mempunyai sel khusus untuk bisa merubah warna tubuhnya dengan waktu yang singkat disesuaikan dengan warna benda yang ada di sekitarnya, sel khususnya disebut dengan kromatofora.

Contoh spesiesnya ialah cumi-cumi (Loligo sp), gurita (Octopus sp) serta Nautilus sp.

  1. Gastropoda

Gastropoda atau hewan yang berkaki perut. Cirinya mempunyai otot pipih guna untuk menyerap, sebagian besar mempunyai cangkok, kecuali spesies Vaginula sp.

Gastropoda mempunyai tentakel dan kepala berjumlah 2 atau 4, terdapat gigi radula atau lidah perut yang ada pada bagian mulutnya, berfungsi untuk mengunyah makanan yang masuk.

Hewan ini mempunyai bintik mata untuk fotoreseptor yang terdapat pada bagian ujung tentakel yang panjang. Fungsi pada tentakel yang berukuran pendek ialah untuk kemoreseptor. Sistem pernapasannya menggunakan insang atau bisa juga paru-paru, yang disesuaikan dengan kondisi tempat hidupnya.

Gastropoda berjenis kelamin hermaprodit atau diesis. Contoh spesiesnya ialah siput telangjang (Vaginula), siput laut (Fissurella sp), bekicot (Achantina filicia) dan siput air tawar (Lymnaea javanica).

  1. Monoplacophora

Hewan ini memiliki cangkang tunggal satu sisi serta inang ganda, tanpa mata dan juga tentakel. Contoh spesiesnya adalah micropilina.

  1. Polyplacophora

Hewan ini memiliki bentuk tubuh simetri bilateral, ada kaki di bagian ventral dengan  memanjang. Sedangkan bagian dorsal tubuhnya dilapisi oleh berbagai sel, biasanya ada 8 buah papan berkapur. Struktur tubuh Polyplacophora terdapat ruang mantel yang mengandung insang.

Salah satu kelas dalam Filum Mollusca ini hidupnya di daerah lautan, yaitu menempel pada batu-batu dengan melingkarkan tubuhnya. Berjenis kelamin diesis namun ada juga yang bersifat hermaprodit. Pembuahan dilakukan dengan cara di luar tubuh atau eksternal.

Hewan yang berjenis kelamin betina bisa bertelur hingga 200.000 butir. Contoh spesiesnya adalah chiton (Crypochinton sp).

  1. Pelecypoda

Diberi nama pelecypoda dikarenakan hewan pada kelas ini mempunyai bentuk kakinya pipih mirip seperti bentuk kapak. Mempunyai cangkang yang terdiri atas 2 katup atau valve, maka dari itu bisa disebut juga dengan bivalvia.

Bentuk insangnya seperti lembaran-lembaran atau lamella, sehingga ada yang memberikan nama Lamellibranchiata yang artinya insang berbentuk lembaran.

Bentuk tubuh pelecypoda adalah simetri bilateral, hidup di air laut ataupun di air tawar. Hewan ini mempunyai otot gunanya untuk menggerakan cangkang yang disebut otot aduktor.

Otot aduktor terdiri dari otot aduktor posterior dan anterior. Otot ini juga memiliki fungsi untuk mengatupkan serta membuka cangkangnya. Cangkangnya sendiri mempunyai 3 lapisan, yakni:

  • Nakreas, yaitu lapisan bagian dalam yang dalam menghasilkan mutiara
  • Periostrakum, yakni lapisan bagian terluarnya terbuat dari zat tanduk dan berwarna kegelapan
  • Prismatik, yaitu lapisan bagian tengah lalu tebal yang disusun dari Kristal kalsium karbonat (CaCO3) bentuknya seperti prisma.

            Sistem sarafnya terdiri atas:

  • Ganglion anterior, letaknya berada di sebelah ventral lambung
  • Ganglion posterior, letaknya berada di sebelah otot aduktor posterior
  • Ganglion pedal, letaknya ada di bagian kakinya

Contoh spesies dari kelas pelecypoda adalah remis (Chimas sp), kerang mutiara (Pinctada margaritifera)

  1. Scaphopoda

Hewan yang termasuk ke kelas scaphopoda ini ialah hewan yang mempunyai cangkang berbentuk pena atau gading yang panjang seperti pada gajah.

Memiliki tubuh yang memanjang dorsoventral, kepalanya rudimenter atau menyusut, mempunyai kaki lancip yang digunakan untuk dapat menggali lumpur,

Hidup di daerah lautan hingga mencapai kedalaman laut sekitar 5000 m. Berjenis kelamin yang sifatnya diesis, bentuk larvanya trofokor. Di bagian mulutnya ada semacam tentakel gunanya sebagai alat peraba untuk menangkap mikroflora serta mikrofauna seperti plankton. Sistem pernapasannya terdiri daari rongga mantel, serta tidak mempunyai insang.

Contoh spesies dari kelas scaphopoda adalah siput pena (Dentalium sp).

Peranan Filum Mollusca dalam Kehidupan

Beberapa Mollusca memiliki daging yang bisa untuk dikonsumsi seperti siput, kerang dan cumi-cumi, hingga berperan sebagai sumber protein hewani.

Contoh lain, yaitu butiran mutiara yang dihasilkan oleh kerang mutiara yang memiliki nilai ekonomis yang tinggi. Ada juga cinderamata yang bisa dibuat dari cangkang hewan filum Mollusca.

Ada juga hewan Mollusca yang merugikan, seperti keong dan siput yang dapat merugikan petani karena dapat mengakibatkan rusaknya pada tanaman budidaya. Siput genus Lymnae sp memiliki peranan sebagai inang perantara dari cacing parasit.

Kembali ke Materi Biologi