Setiap benda yang ada di alam semesta, tidak terkecuali senyawa kimiawi, tentu harus memiliki nama spesifik. Namun, memberi nama spesifik cukup sulit mengingat jumlah senyawa yang ada sangat banyak. Untuk penamaan senyawa, maka dibutuhkan rumusan tata nama senyawa yang disepakati bersama.
Tata Nama Senyawa Organik
Tata nama senyawa telah terstandarisasi secara internasional oleh IUPAC (International Union of Pure and Applied Chemistry). Perumusan tata nama senyawa kimia menggunakan aturan IUPAC dikenal sebagai nama IUPAC.
Senyawa organik harus memperoleh perhatian khusus karena jumlahnya yang sangat banyak. Saat ini saja sudah dikenal sekitar 10 juta jenis senyawa organik. Senyawa organik juga memiliki peran yang sangat penting bagi makhluk hidup dan merupakan penyusun komponen makhluk hidup.
Senyawa organik sendiri merupakan senyawa karbon yang memiliki sifat-sifat tertentu. Penamaan senyawa organik mengikuti jenis ikatan dari senyawa atom karbon tersebut. Berikut adalah contoh nama-nama lazim senyawa organik:
CHI3: Iodoform (termasuk antiseptic)
CHCl3: Kloroform (termasuk bahan pembius)
C12H22O11: Sukrosa (gula tebu)
HCHO: Formaldehida (zat formalin)
C6H12O6: Glukosa (gula anggur, gula darah)
CO(NH2)2: Urea
Tata Nama Senyawa Anorganik
Jumlah senyawa anorganik yang sudah ditemukan saat ini memang tidak sebanyak senyawa organik. Saat ini jumlah senyawa anorganik yang sudah diketahui ada sekitar 1 juta jenis senyawa. Tata nama senyawa anorganik meliputi senyawa ion, senyawa molekul atau kovalen biner, asam dan juga basa.
- Senyawa Ion
Senyawa biner yang terbentuk dari atom logam dan atom non logam umumnya berbentuk senyawa ionic. Logam akan membentuk ion positif (kation) dan atom non logam akan membentuk ion negatif (anion).
Pada senyawa ion yang termasuk senyawa biner, pemberian nama senyawa diawali dengan nama logam (kation) dan diikuti oleh nama atom nonlogam (anion). Kemudian atom nonlogam atau anionnya diberi akhiran –ida. Angka indeks tidak perlu disebutkan.
Contoh senyawa ion yang termasuk biner beserta penamaan senyawanya:
- CaBr2: Atom logam adalah kalsium (Ca) diikuti atom non logam brom (Br) sehingga nama senyawa tersebut menjadi “kalsium bromida”.
- CaS: Atom logam kalsium (Ca) dan atom nonlogam sulfur (S). Nama senyawa “kalsium sulfida”.
- CaO: Atom logam kalsium (Ca) dan atom nonlogam oksigen (O). Nama senyawa “kalsium oksida”.
- KF: Atom logam kalium (K) dan atom nonlogam fluor (F). Nama senyawa “kalium fluorida”.
- BaCl2: Atom logam barium (Ba) dan atom nonlogam klor (Cl). Nama senyawa “barium klorida”.
- NaCl: Atom logam natrium (Na) dan atom nonlogam klor (Cl). Nama senyawa “natrium klorida”.
- NaBr: Atom logam natrium (Na) dan atom nonlogam brom (Br). Nama senyawa “natrium bromida”.
Di bawah ini adalah tabel berisi nama beberapa jenis anion
Rumus Senyawa | Nama Ion |
OHˉ | Hidroksida |
O²ˉ | Oksida |
CNˉ | Sianida |
S²ˉ | Sulfida |
C2O4²ˉ | Oksalat |
NO2ˉ | Nitrit |
NO3ˉ | Nitrat |
Fˉ | Fluorida |
Clˉ | Klorida |
Brˉ | Bromida |
Penamaan Senyawa Ion dari Unsur dengan Lebih dari Satu Macam Ion
Pada beberapa logam yang memiliki lebih dari satu macam ion seperti unsur transisi, dapat membentuk beberapa senyawa ion dengan unsur yang sama. Misal ion Fe²+ dan Fe³+ apabila berikatan dengan Clˉbisa membentuk senyawa ionic FeCl2 dan FeCl3.
Penamaan senyawa dengan lebih dari satu macam ion mengikuti aturan berikut:
a. Jika ditulis menggunakan Bahasa latin, ion logam dengan muatan lebih tinggi diberi akhiran –i di bagian belakang nama logam tersebut. Sementara ion dengan muatan lebih rendah diberi akhiran –o di belakangnya.
b. Jika ditulis dalam Bahasa Indonesia, di belakang nama logam dituliskan muatan ionnya dalam kurung menggunakan huruf romawi. Selanjutnya ditulis nama nonlogamnya dan diberi akhiran –ida.
Contoh:
FeCl2 : Besi (II) klorida atau Ferro klorida
FeCl3 : Besi (III) klorida atau Ferri klorida
Fe2S3 : Besi (III) sulfida
SnO2 : Timah (IV) oksida
SnO : Timah (II) oksida
- Senyawa Molekul dan Senyawa Kovalen Biner
Senyawa biner merupakan senyawa yang terdiri dari 2 jenis unsur saja seperti CO2, HCl, CO dan sebagainya. Penulisannya mengikuti aturan berikut:
a. Rumus senyawa kimianya dituliskan dengan mengikuti urutuan unsur-unsur di bawah ini:
B, Si, C, Sb, As, P, N, H, S, I, Br, Cl, O, F
b. Nama senyawa kovalen biner merupakan rangkaian nama dari kedua jenis unsur diberi akhiran –ida pada nama unsur kedua. Misalnya senyawa HCl diberi nama hidrogen klorida dan H2S adalah hidrogen sulfida.
c. Apabila pasangan unsur yang bersenyawa membentuk lebih dari satu jenis senyawa, maka penamaan senyawa dibedakan dengan cara menyatakan angka indeks menggunakan Bahasa Yunani. Jika indeksnya 1, maka tidak perlu dituliskan kecuali untuk senyawa CO yakni karbon monoksida. Contoh:
CO2: Karbon dioksida
N2O: Dinitrogen oksida
NO: Nitrogen oksida
CS2: Karbon disulfida
N2O3: Dinitrogen trioksida
Angka Indeks | Penyebutan |
1 | Mono |
2 | Di |
3 | Tri |
4 | Tetra |
5 | Penta |
6 | Heksa |
7 | Hepta |
8 | Okta |
9 | Nona |
10 | Deka |
d. Untuk senyawa yang sudah lumrah dikenal umum tidak harus mengikuti aturan di atas:
NH3: Amonia
CH4: Metana
H2O: Air
- Senyawa Asam
Senyawa asam merupakan senyawa hidrogen yang apabila berada di dalam air akan terasa masam. Senyawa asam apabila dituliskan rumus kimianya biasanya terdiri dari atom hidrogen dan juga suatu anion yang disebut sebagai sisa asam.
Untuk atom hidrogen biasa ditulis di bagian depan, jika dilepas menjadi ion H+. Nama anion dari sisa asam sama dengan nama asam yang bersangkutan tanpa diberi kata asam. Contoh senyawa asam:
H3PO4: asam fosfat
HCl: asam klorida (ada di dalam getah lambung)
CH3COOH: asam asetat (asam cuka)
HNO3: Asam nitrat
H2SO4: Asam sulfat (di dalam akumulator)
- Senyawa Basa
Senyawa basa merupakan jenis senyawa ion dari suatu logam yang memiliki ion hidroksida (OHˉ). Larutan basa memiliki sifat kaustik yakni apabila senyawa basa mengenai kulit maka akan terasa licin seperti efek sabun.
Penamaan senyawa basa seperti halnya penamaan senyawa ion yakni atom logam ditulis sesuai nama atomnya diikuti oleh hidroksida. Berikut contoh senyawa basa:
NaOH: Natrium hidroksida (soda kaustik)
Al(OH)3: Aluminium hidroksida (di dalam obat maag)
Ca(OH)2: Kalsium hidroksida (kapur sirih)
Fe(OH)2: Besi (II) hidroksida
Contoh Soal Tata Nama Senyawa
Tuliskan nama senyawa untuk rumus kimia di bawah ini:
a. NaNO3
b. Ca(NO3)2
c. CuS
d. Al2(SO4)3
Jawab:
a. NaNO3: Natrium nitrat
b. Ca(NO3)2: Kalsium nitrat
c. CuS: Tembaga (II) sulfida
d. Al2(SO4)3: Aluminium sulfat
Selain nama IUPAC, dikenal juga tata nama senyawa komersil atau penamaan yang populer di kalangan masyarakat awam. Penamaan senyawa yang terstandarisasi harus dilakukan mengingat saat ini tidak kurang sudah ditemukan 10 juta senyawa dengan ribuan senyawa ditemukan setiap tahunnya.