Masih ingat dengan komponen ekosistem? Ya benar, dua komponennya adalah biotik dan abiotik yang mempengaruhi peran dalam suatu ekosistem. Tidak hanya itu saja, namun komponen tersebut juga mempunyai peran penting dalam aliran energi dan daur biogeokimia.
Sesuai dengan namanya, aliran energi ialah sebuah proses perpindahan ‘aliran’ energi dari satu makhluk hidup ke makhluk hidup lainnya. Aliran energi berupa sebuah rantai makanan yang kemudian berkembang menjadi jaring-jaring makanan.
Sedangkan daur biogeokimia merupakan siklus berpindahnya materi yang berasal dari komponen abiotik menuju komponen biotik dan sebaliknya.
Agar lebih paham, simak penjelasan di bawah:
Pengertian Rantai Makanan
Rantai makanan didefinisikan sebagai sebuah perpindahan antara energi dengan materi yang melewati beberapa rangkaian organisme di dalam proses makan dan dimakannya sesuai dengan urutannya yang berlangsung satu arah saja. Setiap tingkatan pada rantai makanan dinamakan dengan tingkat trofi.
Adanya perpindahan antara materi dengan energi di dalam suatu ekosistem melewati beberapa rangkaian organisme. Organisme yang berperan sebagai konsumen, terdiri dari organisme herbivora, omnivora, karnivora, detritivor, dan juga dekomposer yang memiliki peran sebagai penyediaan energi kimia untuk konsumennya.
Suatu ekosistem yang terdiri dari komunitas akan membuat interaksi dari organisme satu dengan organisme lainnya yang merupakan anggota dari beberapa populasi. Contoh dari adanya interaksi tersebut yaitu terjadinya proses makan serta dimakan.
Berikut contoh gambar dari rantai makanan:
Tingkatan Rantai Makanan
Ada beberapa tingkatan dalam rantai makanan, diantaranya produsen, kosumen I, konsumen II , konsumen III dan seterusnya sampai tingkat pengurai/dekomposer.
Produsen adalah tumbuhan yang menjadi pakan untuk hewan herbivora. Hewan herbivora tersebut dinamakan dengan konsumen primer. Beberapa hewan herbivora akan dimakan oleh hewan karnivora. Hewan karnivora tersebut disebut dengan konsumen sekunder. Hewan karnivora juga bisa dimakan lagi oleh sesamanya (hewan karnivora) yang dinamakan dengan konsumen tersier.
Nah, suatu proses makan itu lah serta dimakannya tersebut dinamakan dengan rantai makanan.
Di dalam ekosistem, banyaknya tingkat konsumen yang terlibat pada rantai makanan biasanya dibatasi, umumnya hanya ada empat hingga lima tingkat saja. Pada setiap tingkatan tersebut disebut dengan tingkatan trofi.
Pada rantai makanan tingkatan trofi pertama tidak hanya ditempati produsen. Namun bisa juga ditempati oleh detritus, berikut contohnya:
Contoh Rantai Makanan
- Rantai Makanan Perumput
Apabila menduduki pada tingkat trofi pertama ialah produsen.
Contohnya adalah: padi → tikus → ular → burung elang
Padi berperan sebagai produsen (trofi ke-1), sedangkan trofi tingkat keduanya ialah tikus sebagai konsumen 1, tingkat trofi ketiganya ialah ular sebagai konsumen 2 dan yang terakhir tingkat trofi keempat adalah burung elang sebagai konsumen 3.
- Rantai Makanan Detritus
Apabila menduduki pada tingkat trofi pertamanya ialah detritus.
Contohnya adalah: kayu yang sudah lapuk → rayap → angsa → burung elang
Contoh rantai makanan diatas pada tingkat trofi pertamanya adalah kayu lapuk yang berperan sebagai detritus, tingkat trofi kedua yaitu rayap sebagai detrivor, dan yang ketiga ialah angsa sebagai konsumen 2, serta pada tingkat trofi yang terakhir ada burung elang yang berperan sebagai konsumen 3.
Jika melihat dari contoh di atas, sistem aliran energi atau makan-memakannya memang sangat sederhana ya? Namun itu hanya gambaran singkat saja. Proses aliran tersebut di alam tidak akan selalu linier, malah akan sangat kompleks. Nah, kumpulan dari rantai makanan yang kompleks disebut juga dengan jaring-jaring makanan.
Dalam setiap ekosistem juga rantai makanannya berbeda-beda, contohnya ekosistem sawah, hutan, rawa, dan laut tentu saja mempunyai rantai makanan yang berbeda. Hal itu dipengaruhi oleh komponen ekosistem (biotik dan abiotik) yang ada pada lingkungan tersebut.